30 Agustus 2010

Pay it Forward

Hagia, kamu sudah pernah nonton film “PAY IT FORWARD” belum?” Tanya pak Mursyid “Kamu harus nonton film itu karena didalma film itu memiliki semangat yang sama dengan surat Adh-Dhuha” kata pak Mursyid lagi.

“Emangnya ada apa sih dengan film itu Pak ?” Tanya Hagia Penasaran. “Bila kamu dapat nikmat dari Allah SWT, sebarkanlah pada manusia yang membutuhkannya, ini bukan hasil dari pemikiran saya. Sebuah hadis Qudsi menceritakan kemestian ini dengan jelas. Pada hari kiamat nanti, Allah akan berkata kepada hambanya, “Wahai hamba-hambaku, dahulu aku lapar,engkau tidak memberikan makan padaku; dahulu aku sakit, engkau tidak menjengukku; dahulu aku telanjang, engkau tidak memberikan pakaian padaku! ”Mendengar perkataan ini, hamba-hambanya bertanya, “Tuhan bagaimana mungkin aku melakukan semua itu sedang aku semua tuhan semesta alam?” Allah menjawab, “Dahulu ada hambaku yang sakit, sekiranya kau jenguk dia, kau akan temukan aku di situ. Dahulu ada hambaku yang lapar, sekiranya kau beri makanan pada dia, engkau akan temukan aku disitu. Dahulu ada hambaku yang telanjang, sekiranya kauberikan pakaian kepadanya, engkau akan temukan aku disitu.”

“Sekarang bisa tidak bapak menceritakan tentang film itu?” taanya Hagi masih penasaran. “Ya akan saya ceritakan agar kamu lebih paham lagi” jawab pak Mursyid.

“Ada seorang anak kecil, kira-kira ia masih duduk dikelas VI SD, ia hidup sebagai anak yatim. Ayahnya sih masih ada, hanya saja Ayahnya begitu kejam dan kasar. Ayahnya sering memukuli ibunya, dan gak peduli pada anaknya.

Di sekolah, ia bertemu dengan guru yang nyentrik . Pak Guru ini memiliki kulit wajah aneh, seperti terbakar. Dari pak gurunya inilah di mendapatkan tugas PROYEK SEUMUR HIDUP yang gak pernah terlupakan. Proyeknya adalah PAY IT FORWARD. Ia akan memberikan pertolongan pada orang lain, dan orang itu harus membalasnya pada 3 orang lainnya.

Proyek Pertama adalah seorang gelandangan. Saat itu ia sedang naik sepeda dan bertemu dengan seorang gelandangan. Gelandangan itu lalu di beri roti dan minum. Lalu gelandangan itu dibawa kerumahnya. Ia memberinya pakaian baru dan memaksa ibunya untuk mencarikan gelandangan tersebut pekerjaan. Pada awalnya sang ibu menolak, namun sang anak benar-benar gigih dan akhirnya gelandangan itu mendapatkan pekerjaan. Pada mulanya sang gelandangan itu labil, ia ingin kembali hidup seenaknya, namun ia merasa malu pada anka kecil yang telah menolongnya. Dan ia mulai mencoba memperbaiki hidupnya.

Proyek kedua adalah Pak guru dan ibunya sendiri. Ia tahu bahwa pak gurunya itu seorang yang baik hati dan belum pernah menikah. Pak gurunya malu dengan bekas luka wajahnya yang terbakar, makanya memutuskan untuk tidak berhubungan dengan wanita mana pun. Satu sisi, anak itu juga tau bahwa ibunya membutuhkan suami yang memberinya kasih sayang, namun ibunya kehilangan kepercayaan pada semu laki-laki. Ia piker, pak gurunya harus diberi rasa percaya diri bahwa ia bisa berhubungan dengan wanita. Wajahnya tidaklah begitu menakutkan. Maka diaturlah pertemuan antara pak guru dan ibunya. Mulanya, mereka saling salah paham, lama kelamaan mereka berdua benar-benar jatuh cinta.

Proyek ketiga adalah Teman sekelasnya yang bertubuh kecil. Teman sekelasnya ini selalu saja dipukuli, dan diperas oleh anak nakal di sekolahnya. Ia sering menyaksikan temannya itu dipukuli dan dikeroyok. Sang anak ingin membantu, namun ia merasa takut. Sampai suatu ketika, sang anak harus bisa memberikan pertolongan YANG BISA MENGUBAH. Ia membela temannya yang sedang dikeroyok, padahal ia gak bisa berkelahi. Tindakan nekadnya ini membuat ia tertusuk pisau belati dan mati.

Nah, Pertolongan YANG BISA MENGUBAH adalah pertolongan terhadap apa yang berpengaruh pada cara hidup sesorang.” Kata pak Mursyid menjelaskan.


JANGAN MEMINTA BALASAN

“Biasanya kamu akan merasa berjasa jika sudah memberikan pertolongan pada orang lain, Misaknya kamu menolong temanmu. Pada mulanya temanmu itu merasa berhutang budi padamu. Suatu ketika kamu punya permintaan padanya. Eh….ternyata ia menolak keinginanmu. Biasanya kamu pada saat itu akan menyebut-nyebut jasamu dulu. “Eh… kamu kok gitu, padahal dulu akulah yang menolongmu………” Nah… yang seperti ini dilarang oleh Al-Qur’an. Kamu justru harus melupakan pertolongnmu itu.

Pada permainan PAY IT FORWARD, kamu diajari cara melupakan yang produktif. Jasamu pada orang lain lupakan saja dengan cara memberi pesan pada orang itu. “Jangan membalas jasa padaku, balaslah jasaku pada 3 orang lain yang benar-benar memberimu pertolongan, sebarkanlah pada 3 orang yang lain.” Jelas pak Mursyid lagi.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pay it Forward

0 Komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan Komentar di Didit Blog | Silahkan berkomentar dengan bebas, tidak mengandung SARA | komentar dengan link HIDUP akan dihapus | Terimakasih ^_^